Fimela.com, Jakarta Saat memilih produk perawatan kulit, kosmetik, atau bahkan makanan hewan peliharaan, Sahabat Fimela sering menemukan label "hypoallergenic". Istilah ini seolah menjanjikan bahwa produk tersebut lebih aman dan tidak akan menyebabkan reaksi alergi. Namun, apakah benar demikian? Mari kita telusuri lebih dalam makna di balik label ini.
Dilansir dari healthline.com, secara harfiah, "hypoallergenic" berarti memiliki kemungkinan lebih kecil untuk memicu reaksi alergi. Istilah ini pertama kali populer di industri kecantikan dan kesehatan untuk menggambarkan produk yang dirancang khusus bagi individu dengan kulit sensitif atau rentan terhadap alergi.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah bahwa tidak ada standar resmi atau regulasi ketat yang menentukan kriteria suatu produk agar bisa disebut hypoallergenic. Dengan kata lain, setiap produsen bisa mengklaim produknya hypoallergenic tanpa harus memenuhi standar uji tertentu.
Bagaimana Produk Hypoallergenic Diuji?
Karena tidak ada regulasi universal, pengujian produk hypoallergenic bisa bervariasi. Beberapa produsen melakukan uji klinis untuk mengurangi kemungkinan reaksi alergi, seperti patch test pada sejumlah individu dengan kulit sensitif. Namun, ada juga produk yang hanya menghindari bahan-bahan umum penyebab alergi tanpa melalui pengujian ilmiah yang ketat.
Beberapa bahan yang sering dihindari dalam produk hypoallergenic meliputi, pewangi sintesis, paraben, sulfat, pewarna buatan, logan berat seperti nikel. Meski demikian, reaksi alergi tetap bisa terjadi karena sensitivitas kulit setiap orang berbeda-beda.
Bisakah Kita Mempercayai Label “Hypoallergenic”?
Kata “hypoallergenic” pada label tidak menjamin bahwa produk tersebut tidak akan menyebabkan reaksi alergi pada beberapa pengguna.
Seperti yang dinyatakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) di situs web resminya: "Tidak ada standar atau definisi federal yang mengatur penggunaan istilah 'hypoallergenic'. Istilah ini berarti apa pun yang diinginkan oleh perusahaan tertentu".
Setiap orang memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap bahan pemicu alergi, beberapa orang mungkin tidak terpengaruh sama sekali oleh suatu bahan, yang lain mungkin merasa sedikit gatal atau tidak nyaman. Ada juga yang mengalami reaksi alergi penuh.
Jika Sahabat Fimela mencurigai bahwa Sahabat Fimela atau anggota keluarga memiliki alergi terhadap makanan, hewan peliharaan, atau zat tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter dan pertimbangkan untuk menemui ahli alergi untuk tes dan pengobatan. Dengan begitu, Sahabat Fimela dapat mengetahui alergen apa yang harus dihindari.
Apakah Produk Hypoallergenic Selalu Aman?
Label hypoallergenic bukan jaminan mutlak bahwa produk tidak akan menyebabkan reaksi alergi. Sebaiknya, tetap periksa daftar bahan yang digunakan dan lakukan patch test sebelum menggunakan produk baru, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat alergi atau kulit sensitif. Selain itu, penting untuk mencari produk yang memiliki sertifikasi dari lembaga dermatologi atau uji klinis yang terpercaya untuk memastikan keamanannya.
Apa Itu Reaksi Alergi?
Alergen dalam berbagai bentuk terdapat di lingkungan alami. Ini termasuk serbuk sari tanaman, tungau debu, bulu hewan peliharaan, gigitan serangga, wewangian, dan berbagai jenis makanan.
Reaksi alergi bisa berkisar dari ringan hingga mengancam jiwa. Reaksi alergi ringan dapat menyebabkan gatal, mata berair atau berair, bersin, hidung tersumbat, dan sakit kepala akibat sinus yang penuh, sedangkan alergi kulit, seperti dermatitis kontak alergi, dapat muncul sebagai ruam merah yang gatal.
Dalam kasus terburuk, tubuh dapat mengalami syok anafilaksis (anafilaksis). Anafilaksis kadang dimulai dengan gejala alergi ringan seperti gatal. Namun, dalam waktu sekitar 30 menit, gejalanya bisa berkembang menjadi biduran, pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan, mengi atau sesak nafas, pingsan, pusing, kebingungan, muntah, tekanan darah rendah, hingga detak jantung cepat.
Reaksi anafilaksis adalah kondisi serius yang memerlukan suntikan epinefrin (adrenalin) segera. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa mengancam nyawa. Sebagian besar orang tidak mengalami reaksi alergi yang begitu parah. Namun, setidaknya 1,6% populasi dunia akan mengalami anafilaksis dalam hidup mereka.
Label hypoallergenic memang memberi kesan bahwa suatu produk lebih aman bagi kulit sensitif. Namun, karena tidak adanya regulasi ketat dalam penggunaannya, konsumen harus tetap cermat dalam memilih produk. Memahami bahan yang terkandung dalam produk serta melakukan uji coba terlebih dahulu bisa menjadi langkah bijak untuk menghindari reaksi yang tidak diinginkan.
Untuk melindungi diri sendiri atau anggota keluarga, Sahabat Fimela perlu mengetahui zat yang dapat menyebabkan reaksi alergi, selalu membaca label produk dengan cermat, dan apabila Sahabat Fimela merasa ragu, konsultasikan hal ini dengan dokter atau ahli alergi.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.